Pikiransumbar.com-Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Sumbar melaksanakan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) serta melantik Ketua Pimpinan beserta pengurus periode 2023-2027.
Pelantikan tersebut dihadiri oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar A. Tawalla yang berlangsung di Aula Kantor Gubernur Sumbar, Minggu (28/1/2024).
Usai pelantikan, dilanjutkan dengan serah terima jabatan dari kepemimpinan lama, Deri Rizal kepada ketua PWPM Sumbar yang baru, Ade Herdiwansyah.
Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara pelantikan yang disaksikan oleh pihak Pemprov Sumbar yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Biro Kesra, Al Amin.
Dalam kesempatan itu, Deri Rizal menyampaikan tiga hal. Pertama, ucapan terima kasih kami pimpinan wilayah Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2023 yang telah diberikan amanah menjalankan satu periode.
“Kami mengucapkan apresiasi dan penghormatan setinggi-tingginya kepada seluruh pimpinan secara internal pengurus PWPM Sumbar, termasuk kepada seluruh pihak yang telah meluangkan waktu demi menggerakkan dan menjalankan roda organisasi ini,” katanya.
Kedua, Deri Rizal menyampaikan permohonan maaf selama dia memimpin dan apa yang kerjakan belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Berharap kerja yang ditumpangi kepada dapat disempurnakan oleh pengurus yang baru.
“Dengan begitu, ini akan menjadi kegiatan yang terus menjaga kontinuitas atau berkelanjutan dari satu periode yang lain, seperti kegiatan regenerasi kepemimpinan di tingkat kabupaten/kota dan juga melaksanakan kegiatan Baitul Arqom dan lainnya,” ucapnya.
Ketiga, Deri Rizal berharap semoga segala yang baik yang telah dimulai dimasa memimpinnya terus dijaga dan solidaritas serta koordinasi semakin kuat kedepannya.
“Komunikasi kita pada periode ini yang barangkali sudah dinilai cukup baik, berharap mohon dilanjutkan di masa yang akan datang sesuai dengan tagline Muhammadiyah Sumbar, solid dalam gerakan, terukur dalam tindakan,” ungkapnya.
Sementara Ketua Pimpinan PWPM terpilih, Ade Herdiwansyah menginginkan Pemuda Muhammadiyah kedepannya representasi bagi pemuda Muhammadiyah sebelumnya.
“Ini adalah proses menanti tongkat estafet dan banyak karya serta perjuangan yang harus dilakukan dan dijaga, agar semuanya indah pada waktunya,” ungkapnya.
Menurutnya, banyak ujian yang dihadapi oleh generasi muda kedepannya. “Sebagai contoh, hari ini anak-anak muda dihadapi dengan dunia pragmatisme yang berdampak pada mental, sehingga terkadang abai dan kurang rasa empati terhadap rekan dan sahabat sendiri,” katanya.
Kemudian dalam hal menghadapi tahun politik yang tengah berlangsung, Ade mengingatkan PWPM Sumbar harus berbenah dan introspeksi diri untuk menjadi penggerak komponen dalam menuju kesuksesan.
“Pemuda Muhammadiyah Sumatera Barat akan tumbuh menjadi gerakan kepemudaan yang akan diperhitungkan dan sebagai tolak ukur di Sumatera Barat. Tentu ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak, termasuk pemerintah,” jelasnya.
Tentu dengan dukungan semua pihak, kata Ade, Muhammadiyah bisa berdiri pada kaki sendiri. Ini bisa terwujud dengan adanya persatuan dan memandang jauh kedepannya.
“Kita akan kuat jika masih dalam satu barisan, sehingga ketika kita dalam satu barisan semuanya bisa kita lakukan dan diterobos. Sekali lagi, ini butuh dukungan kita bersama,” ucapnya.
Kemudian Ketua Umum Pimpinan Pusat, Dzulfikar A. Tawalla menyebutkan, pengukuhan yang dilaksanakan hari ini meminta agar tidak berjalan seremonial saja.
Menurutnya, pengukuhan ini akan menjadi awal untuk membangun. Karena awal yang bagus itu akan membawa kepada akhir yang bagus. Berkaitan hal itu, Dzulfikar mengingatkan kepada pengurus yang baru dilantik harus membawa semangat pembaharuan.
“Diantaranya semangat pembaharuan etos. Karena semangat saja tidak cukup untuk kerja keras dan sejatinya kerja keras itu harus dibarengi dengan ketenangan,” tuturnya.
Dzulfikar menegaskan, semangat tersebut adalah sesuatu yang wajib bagi kawan-kawan pemuda Muhammadiyah yang kini sudah memiliki full model empat pilar.
“Pemuda negarawan ini harus diberikan ruh harus ada komitmen dan harus diberikan semacam jati diri agar bisa tumbuh menjadi sesuatu yang memiliki manfaat bagi kawan-kawan di Sumbar,” katanya.
Sementara Kepala Biro Kesra Pemprov Sumbar Al Amin pada kesempatan itu menyampaikan permohonan maaf Gubernur Mahyeldi karena ketidakhadirannya.
Melalui dirinya, Gubernur berpesan bahwa pemuda Muhammadiyah lahir sebelum Indonesia merdeka. Tujuannya adalah sebagai pelopor penyempurnaan perjuangan.
“Ini yang diharapkan oleh para pendahulu kita. Tujuan dari pemuda Muhammadiyah itu adalah sebagai pelopor. Karena pada hakikatnya Muhammadiyah itu tidak kemana-mana tetapi ada di mana-mana,” jelasnya.
Menurutnya, dalam melaksanakan suatu pemerintahan ini tidak bisa dilaksanakan oleh pak gubernur sendiri, tentu perlu dukungan perlu kebersamaan seluruh masyarakat, termasuk pemuda Muhammadiyah.
“Bermacam-macam permasalahan yang kita dengar pada saat sekarang ini terkait pemerintahan. Kalau seandainya tidak puas dengan pemerintahan, silahkan sampaikan, begitupun sebaliknya,” pungkasnya. (Bul)