PIKIRANSUMBAR – Cuaca di Indonesia yang memasuki musim hujan, membuat sejumlah daerah wajib waspada akan bahaya bencana yang akan menerpa. Tidak terkecuali di Kabupaten dan Kota Solok. Intensitas hujan yang tinggi membuat kedua wilayah tersebut dilanda bencana Banjir dan Tanah Longsor.
Kalaksa BPBD Kabupaten Solok, Armen, Minggu (2/10) mengatakan, beberapa kawasan seperti di Selayo kecamatan Kubung mengalami banjir serta beberapa titik lainnya seperti di Kecamatan X Koto Singkarak dan kecamatan Hiliran Gumanti juga terjadi longsor di beberapa titik.
Ia menjelaskan, banjir terjadi di Nagari Selayo, akibat meluapnya sungai Batang Lembang dan Batang Gawan yang mengalir di nagari tersebut, sebagai dampak tingginya intensitas hujan yang terjadi sejak Sabtu (1/10) sore hingga Minggu (2/10) pagi.
Berdasarkan data Nagari Selayo, 22 rumah dan lebih 60 hektar lahan pertanian direndam banjir, serta juga menghayutkan belasan ekor hewan ternak. Meskipun demikian, Armen menyebut, hingga pukul 17.00 wib, air sudah surut.
“Kondisi saat ini, air surut dan warga sudah mulai kembali beraktifitas normal, namun sore ini (Minggu, red) hujan kembali turun, kami ingatkan agar warga terus berhati-hati,” tambahnya.
Lalu, banjir juga terjadi nagari Koto Sani, Kecamatan X Koto Singkarak yang disebabkan meluapnya sungai Batang Iembang. Akibatnya, belasan rumah mengalami rusak karena terjangan material yang dibawa arus sungai.
“Sekitar 30 KK warga jorong Padang Belimbing, Nagari Koto Sani terdampak banjir. Umumnya warga terdampak banjir bermukim di bantaran sungai Batang Iembang, Koto Sani,” ucapnya.
Selain banjir, longsor juga terjadi di beberapa titik longsor terjadi di nagari Saniangbaka dan Sariak Alahan Tigo, hingga menghambat akses transportasi masyarakat setempat.
Bahkan, akses transportasi Sariak Alahan Tigo menuju Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti sempat mengalami putus total akibat tumpukan material longsor menutupi badan jalan.
“Kita sudah mengerahkan alat berat ke titik-titik terjadinya longsor, dan saat ini material longsor sudah dibersihkan, dan kondisi sudah mulai normal kembali,” jelas Armen.
Lebih lanjut, Armen menjelaskan saat ini Tim Reaksi Cepat (TRC) sedang bekerja di kawasan bencana terjadi yamg dibagi dalam beberapa tim.
Bupati Solok, Epyardi Asda bersama Camat X Koto Singkarak, Crismon Darma, Babinkamtibmas Koto Sani serta tokoh masyarakat juga langsung meninjau lokasi untuk melihat langsung daerah terdampak bencana banjir di Nagari Koto Sani, Minggu (2/10).
Bupati langsung menginstruksikan kepada OPD terkait untuk bertindak cepat mengatasi bencana ini. ” Apalagi intensitas hujan yang tinggi belakangan ini. Masyarakat harus tetap waspada terhadap bencana yang mengintai,” sebut Bupati.
Epyardi Asda juga meminta seluruh SKPD harus respon dan cepat tanggap dalam penanganan bencana. Keterkaitan antar SKPD selalu ada dalam penanggulangan bencana, oleh karena itu harus ada koordinasi berkelanjutan antar SKPD.
“SKPD lain juga harus turun, agar akurasi data akibat dampak bencana bisa didapatkan sehingga kita bisa menentukan langkah berikutnya dengan mudah,” jelasnya.
Sebab, apabila hal ini tidak dilakukan SKPD terkait, maka akan beresiko terhadap masyarakat, karena dalam standar operasional prosedur pelayanan bencana alam, satu menit sangat berharga untuk keselamatan masyarakat.
Ia ingin Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, mengetahui fungsi dan kerja mereka saat terjadi bencana, Ia tidak menginginkan SKPD meminta informasi tambahan yang seharusnya bisa dilakukan sendiri, kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok saat terjadi bencana alam.
Karena menurutnya, 14 kecamatan se-Kabupaten Solok merupakan daerah rawan bencana alam, seperti longsor di Kecamatan X Koto Sungai Lasi, kecamatan Gunung Talang, Pantai Cermin dan lainnya. Sementara banjir di Kecamatan Kubung, Kecamatan Bukit Sundi dan lainnya.
Lalu, puting beliung merata diseluruh kecamatan. Letusan gunung talang di Kecamatan Gunung Talang, Lembang Jaya dan Danau Kembar. Serta gempa bumi terjadi hampir di 14 kecamatan se-Kabupaten Solok.
Dengan kondisi ini, SKPD atau pihak kecamatan harus tanggap dan bisa menangulangi bencana saat kejadian tanpa menunggu dari BPBD Kabupaten Solok, nulai dari kepala jorong, wali nagari, camat dan seluruh instansi terkait juga harus berperan serta membantu penanganan tersebut.
“Mulai hari ini, seluruh SKPD sudah diinstruksikan untuk turun ke lapangan, dengan menjalankan tupoksi masing-masing,” tukasnya.
Batang Gawan Meluap, Ratusan Rumah Terendam Banjir di Tanah Garam Kota Solok
Tidak hanya di Kabupaten Solok, wilayah Aliran Sungai Batang Gawan di Kelurahan Tanah Garam, Kota Solok, Minggu (2/10/2022) dini hari juga dilanda bencana banjir
Luapan air mulai menggenangi rumah warga sekitar pukul 03.00 Wib. Kedalaman banjir cukup bervariasi, mulai 1 meter hingga 1,5 meter. Akibatnya, ratusan warga terpaksa mengungsi ke sejumlah titik aman.
Kalaksa BPBD Kota Solok, Herman mengatakan, peristiwa banjir dipicu akibat hujan deras yang terjadi sejak Sabtu (1/10/2022). Banjir melanda 4 RW dengan 7 RT di Kelurahan Tanah Garam.
“Diperkirakan ada ribuan jiwa yang terdampak akibat banjir. Kita saat ini masih melakukan pendistribusian makanan,” terang Herman saat ditemui di lokasi banjir.
Pihak BPBD Kota Solok memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Kendati demikian, kerugian materil cukup banyak. Apalagi, banjir juga merendam areal pertanian milik warga.
Peristiwa banjir tersebut juga mendapat perhatian langsung dari Wali Kota Solok, H. Zul Elfian Umar. Wako langsung turun meninjau kondisi warga yang terdampak banjir di Kelurahan Tanah Garam dan daerah lainnya.
Selain di daerah Tanah Garam, banjir juga terjadi di daerah Kelurahan IX Korong dan Simpang Rumbio. Kedalaman air diperkirakan mencapai 50 Cm.
“Selain banjir, juga terjadi peristiwa pohon tumbang dan tanah longsor di daerah Payo, Kelurahan Tanah Garam. Sejauh ini tidak ada laporan terkait adanya korban jiwa,” bebernya.
Herman meminta masyarakat untuk tetap waspada dengan potensi banjir susulan akibat intensitas hujan yang tinggi. Hingga kini, banjir sudah surut, warga mulai membersihkan material lumpur yang terbawa banjir. (Kris).