Anggota DPRD Kabupaten Solok Yetty Aswati Apresiasi Nagari Jawi-Jawi Guguak

  • Whatsapp
Anggota DPRD kabupaten Solok Yetty Astuti.
Anggota DPRD kabupaten Solok Yetty Astuti.
banner 468x60

PIKIRANSUMBAR– Sebagai salah satu nagari yang didapuk menjadi kawasan wisata budaya di Sumatera Barat, Nagari Jawi-Jawi yang terletak di Kabupaten Solok ini diharapkan menjadi contoh bagi nagari lainnya dalam berbagai aspek, terutama dalam pemberdayaan masyarakat.

“Saya berharap Nagari Jawi-Jawi ini bisa menjadi contoh bagi nagari lain dalam berbagai aspek, apalagi statusnya sebagai kampung wisata budaya, hal ini tentu bukan tanpa alasan, saya harap nagari Jawi-Jawi Guguak terus konsisten dalam mendukung pengembangan perekonomian masyarakat,” ujar Anggota DPRD Kabupaten Solok Yettie Aswati, Rubu (29/11).

Bacaan Lainnya
banner 300250

Skrikandi politisi dari Golkar ini juga meminta agar pemerintah nagari memberdayakan Badan Usaha Milik Nagari (Bumnag) untuk mengelola destinasi wisata yang ada. Sehingga pengelolaan bisa lebih profesional dan harapannya bisa menghasilkan Pendapatan Asli Nagari (PAN).

“Berdasarkan aspek kebudayaannya Nagari Jawi-jawi Guguk masih sangat kental, juga masih belum cukup tersentuh oleh kebudayaan luar, dan itu harus dilestarikan dengan mengembangkan wisata budaya, agar masyarakat juga punya peran dalam melestarikan hak tersebut. Arah pengembangan Wisata Budaya di Jawijawi ini harus lebih fokus kepada peran serta masyarakat, bagaimana mengelola kepariwisataan tersebut berbasis masyarakat, sehingga nantinya mampu meningkatkan kualitas pariwisata yang dicanangkan di daerah tersebut,” jelasnya.

Sekretaris Nagari Jawi-Jawi Lasperman menjelaskan, bahwa Nagari Jawi-Jawi memiliki konsep ketahanan pangan yang bisa menjamin pangan seluruh masyarakat nagari, dan bahkan juga bisa disalurkan ke berbagai daerah lain.

Hal ini juga berkaitan dengan status kampung budaya yang diemban Nagari Jawi-jawi, karena sebagai nagari memiliki nilai jual dibidang pariwisata budaya, juga harus bisa memberdayakan masyarakat yang mayoritas petani untuk terus produktif dalam bertani.

Lebih lanjut, saat ini, pihaknya fokus kepada memaksimalkan kualitas wisata yang ditawarkan dengan menyiapkan beberapa konsep baru, sebab dari awal prioritas kampung budaya bukanlah menarik pungunjung sebanyak-banyaknya, tapi bagi siapa yang ingin mengenal atau belajar dengan kebudayaan nagari tersebut.

Ada tiga hal utama dalam menjalankan pariwisata berkelanjutan di Desa Wisata Budaya ini, yang pertama tentu dari sisi ekonomi, dimana harus ada imbas baliknya bagi perekonomian masyarakat. Kedua, yakni lingkungan, dimana kunjungan wisata tersebut harus memperhatikan upaya-upaya menjaga kelestarian lingkungan, dan ketiga tentunya secara sosial pariwisata ini harus dapat diterima masyarakat dan tidak merusak tatanan budaya yang telah hidup dalam kehidupan masyarakat setempat.

Disana, juga harus melibatkan sektor ekonomi, sosial dan estetika, sehingga keberadaan pariwisata tidak membunuh nilai-nilai dasar Nagari, melainkan wisatawan yang diajak hidup berdasarkan cara hidup di Nagari tersebut, dengan kata lain para wisatawan diharapkan bisa membaur dengan masyarakat, baik secara budaya maupun secara sosial.

Menurut Lasperman, daya tarik Nagari Jawi-jawi Guguk selain menginap di rumah adat, dan makan bersama, atau baselo dengan kuliner tradisional, juga ada atraksi kesenian indang perempuan, serta destinasi lanskap alam persawahan, arung jeram, dan rumah pohon.

“Kunjungan wisatawan ini secara nyata telah menambah pendapatan masyarakat, mulai dari sewa rumah adat, kuliner makan bajamba dan atraksi kesenian,” pungkasnya.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *