PIKIRANSUMBAR.com – Ketua Umum Forikan Kabupaten Solok, Ny.Emiko Epyardi Asda membagikan olahan hasil perikanan untuk masyarakat di kantor Wali Nagari Alahan Panjang dan kantor Wali Nagari Sungai Nanam, Jum’at (14/06/24).
Turut hadir, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Solok, Ny.Tezzi Medison, Anggota DPRD Kabupaten Solok terpilih, Novi Amanda, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Zulmarnus, Camat Lembah Gumanti, Andi Sofiani, Kepala Puskesmas Alahan Panjang, Pj. Walinagari Alahan Panjang, Dahri, Walinagari Sungai Nanam, Delfi, Ketua KAN dan BPN Nagari Alahan Panjang dan Sungai Nanam, Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang dan Parik Paga Dalam Nagari di Nagari Alahan Panjang dan Sungai Nanam.
Masalah stunting saat ini merupakan fenomena yang sangat krusial dan tidak hanya menjadi permasalahan di Kabupaten Solok saja, melainkan sudah menjadi masalah nasional dan dunia.
Stunting adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Sederhananya, stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak.
Masyarakat Kabupaten Solok bisa cukup berbangga, karena Pemerintah Kabupaten Solok merupakan kabupaten di Sumatera Barat yang mengalami penurunan angka stunting sangat drastis dari 41% menjadi 24,01%. Hal ini bukanlah pencapaian yang sangat mudah karena perlu kerja sama berbagai pihak terkait, untuk mewujudkan ini semua.
Ny.Emiko mengatakan, dalam upaya meningkatkan konsumsi makan ikan dan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Solok, Forikan Kabupaten Solok bersama Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Solok telah melakukan pemberian olahan hasil perikanan bagi nagari stunting sejak tahun 2022.
Pada tahun 2024 ini dialokasikan untuk Nagari Alahan Panjang dan Nagari Sungai Nanam, Kecamatan Lembah Gumanti berupa Samosa Tuna, Spring Roll Tuna, Siomay Tuna dan Sumpia Bilih.
” Kami menghimbau masyarakat khususnya ibu ibu untuk membudayakan makan ikan dengan menyiapkan menu makanan yang disediakan dan dimasak untuk keluarga yang bersumber dari bahan dasar ikan,” himbaunya.
Emiko menjelaskan, penyebab utama dari stunting adalah malnutrisi pada ibu hamil dan kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.
Banyak yang tidak menyadari bahwa tinggi pendeknya anak bisa menjadi tanda adanya masalah gizi kronis.
Masih rendahnya konsumsi ikan di masyarakat akan menimbulkan berbagai permasalahan. Beberapa permasalahan yang kita hadapi dalam konteks pangan dan gizi antara lain masih terjadinya peristiwa kerawanan gizi yang menyebabkan bayi lahir pendek (Stunting) dan kegemukan (obesity).
” Pemberian nutrisi dan gizi yang baik pada anak haruslah dimulai sejak dari usia dini terutama saat dalam kandungan hingga usia balita dimana perkembangan fisik dan mental anak pada fase ini pesat sekali,” pesannya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Solok, Syoufitri melaporkan, kegiatan ini dalam upaya membantu penanganan stunting di Kabupaten Solok melalui bantuan makanan bergizi berupa olahan hasil ikan
Bantuan di berikan sebanyak 200 bungkus untuk masing-masing Nagari yang terdiri dari Samosa Tuna, Somay Tuna, Spring Roll Tuna dan Sumpia Bilih.
” Dalam penyerahan nantinya, pihak nagari akan bekerja sama dengan kader posyandu, sehingga bantuan ini diharapkan tepat sasaran kepada masyarakat penerima bantuan,” tutup Syoufitri.