PIKIRANSUMBAR.COM–ungan untuk Bupati Solok, Epyardi Asda, maju menjadi Calon Gubernur (Cagub) Sumbar, semakin meluas. Menurutnya, hal ini membuat tagline “OTEWE Sumbar” yang diusungnya, mendapatkan perhatian dan memberikan harapan baru ke masyarakat Sumatera Barat. Bahkan, membuat Gubernur Sumbar petahana (incumbent), Mahyeldi Ansharullah, SP, kotarkatir .
“Epyardi berharap kita semua menyikapi dengan penuh kedewasaan. Banyak sekarang saya lihat di media sosial (medsos) macam-macam yang sudah beredar, bahkan informasi pada bapak dan ibu, tokoh-tokoh politik yang ingin maju itu sudah mulai mencari kesalahan-kesalahan lawan,” katanya.
Mantan anggota DPR RI tiga periode itu mengaku dirinya didatangi Irjen Kemendagri atas laporan dari Gubernur Sumbar dan menuding Mahyeldi menginginkan dirinya diberikan peringatan atau jika perlu saya dipecat sebagai Bupati Solok.
“Barusan saja kami menerima dan disambut oleh Sekda dan tim, kami jelaskan kepada Kemendagri, apa yang kami lakukan. Menurut beberapa tokoh di Solok dan juga Gubernur Sumbar, suratnya kepada Mendagri, Bupati Solok tidak layak untuk memimpin,” katanya.
“Kalau bisa diberikan teguran dan diberikan karena beliau tidak ada etika dan saya katakan, mana yang lebih tidak ada etika, seorang Gubernur datang ke daerah saya tanpa memberitahu kepada saya,” sambungnya.
Epyardi Asda justru menyinggung siapa yang tidak lebih beretika ketika seorang Gubernur diundang oleh Bupati Solok secara resmi, namun tidak mau hadir.
“Sementara pada hari yang sama, dia diundang oleh kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hanya dihadiri oleh 40 orang. Dia lebih mengutamakan kader PKS daripada diundang oleh Bupati kepada Gubernur,” Katanya.
Ia mengatakan kepada Irjen Kemendagri, bahwa bukan hanya di Sumbar, bukan hanya di Solok gubernur ini tidak dihargai oleh Pemda-nya, akan tetapi seluruh warga Kabupaten Solok tidak pernah menghargai Gubernur.
“Karena Gubernurnya tidak menghargai kami sebagai kepala daerah di seluruh daerah Kabupaten Solok. Perlu saya informasikan, mungkin akan ada berita-berita, memang kami, siapa namanya itu, didatangi oleh Dirjen dalam rangka untuk mengklarifikasi atas aduan Gubernur Sumbar, apa namanya? Pak Yeldi yang paling hebat itu. Beliau minta daya diberhentikan, setuju bapak ibu saya diberhentikan sebagai Bupati? Tidak (sorak hadirin). Emang apa dia doang, dia lagi yang menjadi di sini, untuk itu mari kita bersatu masyarakat Solok semuanya,”ujarnya .
Pada saat belum ada jadwal Pilkada, kata Epyardi, dirinya sudah mulai dikatakan tak beretika, tidak menghargai Gubernur, hingga ada laporan dari Ketua DPRD dan macam-macam semuanya.
“Dan saya katakan kepada Irjen, kalau seandainya ada aduan masyarakat kepada Gubernur, harusnya Gubernur yang datang ke sini atau inspektoratnya yang mengecek, laporan masyarakat itu benar atau tidak?,” katanya.
Dirinya meminta agar Gubernur tidak langsung mengadu ke Kemendagri jika dirinya keliru karena harus melakukan tabayyun terlebih dahulu.
“Kalau Gubernur kita ini orangnya memang punya kapasitas, dia perintahkan inspektorat datang ke sini, dia cek laporan masyarakat benar apa tidak? Bukan langsung membabi buta, langsung lapor ke Mendagri, minta Bupati Solok dipecat. Astaghfirullah, karena dia takut saya maju melawan dia,” katanya.
Epyardi mengatakan, bahwa rencananya hendak maju sebagai Gubernur Sumbar baru muncul di medsos lantaran permintaan massa, sudah mulai ancang-ancang, pecat Bupati Solok karena tidak beretika kepada Gubernur katanya.
“Ini sangat luar biasa bapak Gubernur ini. Sekarang saya tanya kepada masyarakat Kabupaten Solok ini, tokoh semua, setuju tidak kita lawan kezaliman mereka itu semua, mau kita bersatu semuanya? Mudah-mudahan di bulan penuh rahmat ini, Allah mempermudah langkah kita semua, hahahaha. Jadi gimana? Lawan? Lawan? Lawan? Terima kasih, saya siap lawan,” tuturnya