PIKIRANSUMBAR.com – Halimah Tusa’diah (18), Gadis penghafal 30 Juz Al Qur’an akhirnya mewujudkan cita-citanya melanjutkan pendidikan di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir.
Insyaallah Bulan September 2024 ini, anak dari Rahmat Hidayat Satpam SMPN 5 Gunung Talang, Kabupaten Solok dan Anita Dewi (almarhumah) akan berangkat ke negeri Timur Tengah tersebut.
Hal itu cukup membanggakan, karena ia juga diterima lewat jalur undangan Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN) berdasarkan nilai rapor dan prestasi lainnya di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Namun Diah lebih memilih melanjutkan cita-citanya ke Universitas Al Azhar Kairo, Mesir.
Diah memulai pendidikan di SDN 20 Sukarami, lalu ‘mondok’ di Pondok Pesantren (Pontren) Royatul Islam (ROIS) di Muaro Paneh, Kecamatan Bukit Sundi. Si sulung anak piatu dengan dua adiknya Luqmanul Hakim dan Muhammad Hasan telah ditinggal ibu sejak kecil, kala itu Diah baru tahun pertama mondok di Pontren.
Ketiadaan ibu tidak membuat ia terpuruk, justru menjadi pelecut semangat untuk meraih prestasi lebih baik. Diah punya potensi, ia bagai mutiara, harus bangkit, bak mambangkik batang tarandam, mengangkat diri dan keluarga yang tidak beribu lagi.
Tahun pertama di Pontren seperti murid biasa, belum punya hapalan, ilmu agama masih rendah. Seiring perjalanan waktu ‘boarding’ program tahfidz di Pontren Rois semakin ia minati.
Buktinya, mukjizat Al-Qur’an itu telah membuat dirinya populer tatkala helat Program Nagari Batang Barus Wisuda Tahfidz tahun 2022, Diah jadi pemuncak, dinobatkan Hafidzah 20 juz.
“Wisuda Tahfidz Nagari yang kedua (2023-red), yang hafal 30 juz diberangkatkan Umrah,” janji Walinagari Batang Barus, Syamsul Azwar kala itu, sebut Diah. Justru ini menjadi semangat dan motivasi besar bagi Diah, bahwa ia mesti ikut dan harus hafal 30 juz, janji ke dirinya.
Benar ketika wisuda tahfidz Nagari Batang Barus II, Diah berhasil dan mampu hafalan 30 juz, hadiah Umrah sudah menanti. Itulah janji di birokrasi pemerintahan, termasuk di nagari. Namun, entah karena masa transisi kepemimpinan walinagari, umrah bertukar saja menjadi bantuan beasiswa sebanyak Rp 25 juta.
Kerja baik penghapal Qur’an, kembali diberi Allah lewat rezeki tidak berpintu. Ketika Pontren Rois menggelar wisuda perdananya awal Juni 2024 yang diikuti sekitar 60 Hafidz/ah, terdiri hafalan 2 juz, 3 juz, 5 juz, 10 juz, 20 juz sampai 30 juz, hanya Halimah Tusa’diyah seorang Hafidz terbanyak (30 juz). Dan pertama pula di Pontren ini anaknya yang hapal 30 juz, yaitu Diah sang ‘pemecah telor’.
Pimpinan Pontren Rois, Ustadz Jasriwaldi Lc, jauh sebelumnya menjanjikan bagi hafidz 30 juz di reward Umrah, dan otomatis diraih oleh Diah. Hebat cara pikir Diah, berhubung ia berkuliah ke Mesir, maka hadiah Umrah ia persembahkan untuk ayahnya, dan itu setelah perundingan dengan pimpinan Rois.
Berkat jasa, motivasi dan bimbingan para Ustadz/ah nya di Rois, seperti Septa Malania Sari, Imam Mursyid Lc, dan ustadz Husni Mubaraq Dalimunthe sang inspirator 30 juz kala itu menggiringnya untuk terus berinteraksi dengan Al Quran.
“Ternyata benar sekali, Al Quran itu semakin dibaca semakin menarik” ungkapnya.
Di luar sekolah, Halimah Tusa’diah menjadi Juara 1 dalam lomba MTQ tingkat Kabupaten Solok 2022 Cabang Tahfizd 10 juz tahun 2022 yang dipusatkan di Kubung utusan Kecamatan Bukit Sundi. Diah juga menyabet peringkat III MTQ tingkat Sumbar 2023 cabang tahfiz 20 juz yang diselenggarakan di Kabupaten Solok Selatan.
Kini Agustus sudah jalan, niscaya awal September Diah harus ke Mesir. Namun, pembiayaan yang besar keluar negeri dari seorang ayah yang keseharian sebagai Satpam, itulah yang menjadi beban pemikiran si sulung piatu ini.
Besar harapannya kepada Pemda Kabupaten Solok, Baznas maupun para dermawan agar dapat meringankan beban Halimah Tusa’diah si penghapal 30 juz ini, melanjutkan cita-citanya ke Mesir.
