Harga Bawang Merah Anjlok, Maksimalkan Olahan Pasca Panen.

  • Whatsapp
Masyarakat petani bawang saat melakukan panen.
Masyarakat petani bawang saat melakukan panen.
banner 468x60

PIKIRANSUMBAR- Untuk meminimalisir kerugian akibat anjloknya harga bawang merah, serta untuk mengurangi persediaan di gudang, Kelompok Tani Muaro Danau Diatas (MDD) Nagari Alahanpanjang, Kecamatan Lembah Gumanti, kembangkan olahan pasca panen bawang merah.

“Kita sudah melakukan pengembangan olahan pasca panen bawang merah, berupa bawang goreng, yang dikemas secara menarik dan modern,” ujar Ketua Keltan Muaro Danau Diatas, Amri Ismail,kemarin.

Bacaan Lainnya
banner 300250

Ia menjelaskan bahwa inovasi pengolahan bawang tersebut merupakan penyelamat bagi petani bawang saat terjadi over produksi, maupun anjloknya harga bawang merah secara nasional. Memproduksi bawang merah menjadi suatu produk yang bernilai jual tinggi seperti mengolah menjadi bawang goreng atau minyak bawang perlu dilakukan.

Menurutnya, saat ini bawang tidak hanya tumbuh di Kabupaten Solok saja, namun di daerah lain yang biasanya tidak bisa ditanami bawang seperti di Solok Selatan, Sungai Lasi, Tanah Datar, dan daerah lainnya juga sudah banyak menanam bawang merah.

Dengan demikian, tentu petani bawang di sentra produksi bawang merah harus memiliki nilai lebih dalam memaksimalkan penjualan bawang merah, salah satunya melalui upaya olahan pasca panen itu.

“Produk olahan itu sudah mampu menembus pasar antar kabupaten di Sumatera Barat seperti Payakumbuh, Bukittinggi dan menyebar ke luar provinsi,” cetusnya.

Sementara itu,Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, Kenedy Hamzah mengatakan, komoditas bawang merah terfokus Lembah Gumanti, Danau Kembar dan Lembang Jaya, dan sekarang telah berkembang ke Kecamatan Pantai Cermin, Hiliran Gumanti dan Gunung Talang.

Pada dasarnya, dari tahun ke tahun, produksi bawang merah selalu meningkat, begitu juga dengan luas lahan. Pada tahun 2018tercatat sebesar 59.045 ton dengan luas tanam 5.518 Hektar, pada tahun 2019 mengalami peningkatan dengan produksi bawang merah sebesar 82.685,2 ton dengan luas tanam 7.919 hektar.

Tahun 2020 mencapai 88.395 ton dan realisasi tahun 2021 mencapai 102.054 ton dari lahan seluas 8.769 hektar, dan tahun 2022 lalu, panen mencapai 108,472 ton dari lahan seluas 8.865 hektar.

Dan kecamatan Lembah Gumanti merupakan daerah yang terluas dan menjadi sentral pembangunan tanaman bawang merah dengan luas tanam 5.482 hektar dengan rata – rata produktifitas komoditi bawang merah sebesar 11,27 ton per hektar.

Saat ini yang perlu diperhatikan oleh para petani, yakni untuk melakukan antisipasi informasi jadwal tanam dari daerah lain, kemudian memanajemen jadwal tanam di Solok. Dengan manajemen jadwal tanam itu, diharapkan tidak sama dengan jadwal tanam para petani di daerah.

“Artinya ada pengalihan komoditi dengan mengurangi luas tanam bawang merah untuk sementara bertujuan menjaga stabilitas harga,” tambahnya.

Menurut Kenedy, turunnya harga bawang merah disebabkan karena di daerah lain terjadi panen raya, sehingga berimbas pada masuknya produksi bawang dari daerah lain ke Sumbar, serta ke daerah yang biasanya disuplai oleh petani Kabupaten Solok.

Lalu, untuk menyikapi kondisi saat ini, pihaknya sudah melakukan audiensi dengan petani bawang merah, dan sepakat akan melakukan pembelian bawang merah petani diatas harga tingkat petani.

“Sekarang harga tingkat petani berada di sekitar Rp14 ribu, artinya dalam gerakan itu, nantinya kita para ASN Pemkab Solok akan membeli langsung ke petani diatas harga itu, soalnya persisnya kita masih membicarakan itu dengan ABMI Solok,” tutupnya.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *