PIKIRANSUMBAR – Koordinator Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sumbar, Fauzan Zakir, SH, MH secara resmi membuka Musyawarah Daerah pertama (Musda I) KAHMI Kabupaten Solok, di Gedung Solok Nan Indah, Kompleks Kantor Bupati Solok, Arosuka, Minggu (9/10/2022).
Musda ini, secara musyawarah mufakat menghasilkan lima presidium KAHMI Kabupaten Solok, yakni Dr. Hardinalis Kobal, SE, MM, Zulfikar, S.Pd, Hafni Hafiz, A.Md, Roni Tri Noveta, ST, dan Jufri Maulud, S.Pd.
Fauzan Zakir dalam sambutannya menegaskan bahwa proses pembentukan KAHMI Kabupaten Solok telah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KAHMI. Fauzan juga menegaskan bahwa KAHMI Kabupaten Solok dibentuk baru, bukan pemekaran dari KAHMI Solok.
“Musda I KAHMI Kabupaten Solok merupakan pembentukan KAHMI daerah baru, bukan pemekaran dari KAHMI Solok. Proses ini telah sesuai dengan AD/ART KAHMI. Ini adalah ranahnya Majelis Wilayah untuk membentuk Majelis Daerah yang baru di Kabupaten/Kota.
Terkait adanya sejumlah perbedaan pendapat dibentuknya Majelis Daerah yang baru ini, Fauzan Sakir mengharapkan tidak ada pihak-pihak yang menyalahartikan. Jika ada perbedaan pendapat, hal itu adalah hal yang biasa di HMI.
Dia berharap, KAHMI Kabupaten Solok dan KAHMI Solok tetap menjalin komunikasi yang baik dan positif. Sebab menurutnya, KAHMI adalah ranah pengabdian bagi alumni HMI. Karena merupakan ranah pengabdian, seharusnya ruang dan lapangan pengabdian itu diperluas dan diperbesar, bukan dipersempit.
“Jangan sampai disalahartikan. KAHMI itu pada hakikatnya tetap satu, yakni Korps Alumni HMI. Karena KAHMI berada di ranah pengabdian, maka sudah seharusnya ruang itu diperluas. Karena, ketika banyak ruang, banyak orang yang terlibat, maka kerja-kerja untuk melakukan pengabdian itu juga akan semakin besar untuk kebaikan bangsa dan umat. Presidium KAHMI Kabupaten Solok yang baru ini kami harapkan segera bekerja. Salah satu prioritasnya adalah mengayomi dan memikirkan seluruh anggota yang tergabung dalam KAHMI Kabupaten Solok nantinya,” ungkapnya.
Fauzan Sakir juga mengingatkan bahwa antara KAHMI dengan HMI itu berbeda. Menurutnya, saat berada di HMI, yang diutamakan adalah proses, sementara di KAHMI yang diutamakan adalah pengabdian.
“HMI adalah tempat berproses, sementara KAHMI adalah ranahnya pengabdian, berbuat dan berkontribusi untuk bangsa dan umat. Maka untuk itu, pembentukan KAHMI baru ini, selagi tidak melanggar AD/ART organisasi, mesti didukung. Supaya lebih banyak alumni HMI yang bisa berkontribusi untuk kebaikan dan kemajuan di masing-masing daerah kepengurusan,” ungkapnya. (Kris).