PIKIRANSUMBAR – Kabupaten Solok tercatat menjadi daerah tertinggi angka pengunjung wisatawannya selama libur lebaran di Sumatera Barat. Wisatawan yang datang ke kabupaten yang mempunyai lima danau ini tembus 1 juta lebih.
Hal ini menjadi salah satu capaian meningkatnya sektor pariwasata sejak menjadi program unggulan Bupati Solok Epyardi Asda.
Tingginya kunjungan tersebut bukan datang tiba-tiba. Butuh persiapan untuk menyambut atau mengajak wisatawan agar berkunjung ke kabupaten penghasil beras dan bawang itu.
Data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok, selama libur lebaran 2024 mulai dari tanggal 11 April sampai dengan 20 April tercatat ada 1,331,077 orang pengunjung yang memenuhi 117 objek wisata yang ada.
Dari 1,3 juta orang tersebut 734.790 diantaranya mengunjungi 5 objek wisata favorit seperti Alahan Panjang Resort, Dermaga Singkarak, Danau Talang, Cambai Hill/Bukit Cambai, dan Sirukam Dairy.
Angka ini jauh meningkat jika dibandingkan libur lebaran tahun 2023 yang hanya 205,636 orang pengunjung.
“Ini sangat drastis naiknya. Tentu kaitannya program pak bupati dengan mempermudah investor, dan ramah terhadap wisatawan, serta gencarnya bupati membawa dan mempromosikan objek wisata,”tutur Armen Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok pada Rabu (24/4/2024).
Peningkatan angka kunjungan ini juga berkaitan dengan bertambahnya objek wisata. Tercatat pada 2022 objek wisata ada 44, pada 2023 meningkat menjadi 97. Dan pada 2024 naik menjadi 117 objek wisata.
Selain itu bertambahnya libur sekolah dan WFH para pegawai sesuai surat edaran menteri juga menjadi faktor penunjang meningkatnya jumlah pengunjung.
Bupati Solok Epyardi Asda mengatakan, upaya peningkatan sektor wisata sudah menjadi program unggulan di masa kepemimpinannya. Hal ini berkaitan dengan kampung halamannya (Solok) yang memiliki sumber daya alam yang melimpah.
“Kita semua tahu betapa kayanya alam Kabupaten Solok ini. Di sini ada lima danau, mempunyai suhu atau iklim yang berbeda-beda ada kawasan dingin, sedang dan panas. Semua ini tentu berhubungan dengan banyak hal termasuk pertaniannya, holtikultura, tanaman serta buah-buahannya. Tentunya ini juga berkaitan dengan wisata,”ucapnya.
“Jadi dengan kekayaan alam ini saya ingin tindakan yang nyata, cepat dan tepat dalam pengembangan sektor wisata. Maka saya bersama Solok Super Team (SST) mengajak, membawa investor ke sini termasuk semua izin kami permudah. Alhamdulilah semua berjalan seperti yang kami harapkan,”tutur Epyardi.
Meski begitu kata Epyardi, ia masih berupaya untuk memaksimalkan pelayanan di sektor pariwisata dan menyambungkannya dengan sektor pertanian atau yang disebut juga dengan agrowisata.
“Jadi kami tidak puas hanya sampai di sini, kami perlu dukungan semua pihak. Sekarang sudah banyak yang melirik Kabupaten Solok. Bahkan sekarang ada tagline belum ke Sumbar kalau belum ke Kabupaten Solok,”tuturnya.
Membludaknya angka kunjungan berimbas pada jalur-jalur objek wisata menjadi ramai bahkan mengalami macet. Salah satu yang menjadi perhatian adalah jalur atau jalan dari Lubuk Selasih menuju Alahan Panjang dan dari Ombilin menuju Singkarak.
Bahkan, pada puncak liburan jalan dari Sitinjau Lauik hingga hingga Lubuk Selasih macet.
Macetnya jalan di sekitar Alahan Panjang mencatat sejarah. Karena sebelumnya belum pernah terjadi.
Elnita (39) warga Alahan Panjang mengatakan, selama ia tinggal di kampung halamannya itu belum pernah ada dan terjadi kemacetan karena kunjungan wisatawan.
“Sejak saya lahir ini pertama kali saya melihat macet parah di Alahan Panjang yang dipenuhi oleh mobil plat nomor dari luar kabupaten dan provinsi. Ini sejarah baru yang saya lihat,”ungkapnya.
Ia berharap meningkatnya wisata di Kabupaten Solok juga berimbas langsung kepada masyarakat dan terus berlanjut.
“Saya berharap peningkatan ini terus berlanjut. Karena saya sebagai warga Alahan Panjang juga melihat, daerah yang dahulunya banyak lahan tidur kini sudah beralih fungsi menjadi lokasi wisata,”ucapnya.