PIKIRANSUMBAR– Pemerintah Kota Solok ikut adil dalam acara Penas Tani Nelayan ke XVI di Lanud Sutan Sjahrir Padang. Terlihat beragam produk pertanian unggulan Kota Solok ditampilkan. Tidak hanya beras Solok yang sudah mengantongi IG, namun juga Kopi Payo yang punya rasa khas hadir di stand Dinas Pertanian dan KTNA Kota Solok.
Kepala Dinas Pertanian Kota Solok, H. Zulkifli mengatakan, Pemerintah Kota Solok bersama KTNA sengaja menampilkan produk-produk unggulan daerah sebagai daya tarik. Selain menarik kunjungan, hal itu juga dalam upaya memperkenalkan lebih luas potensi pertanian Kota Solok.
“Sejak Jumat kemarin (10/6/2023) stand Dinas Pertanian Kota Solok ramai dikunjungi oleh masyarakat dan peserta Penas Tani Nelayan. Produk unggulan Kota Solok. Mulai dari randang khas solok, benih ikan koi, kunyit payo, benih padi, Aquascape, Bunga krisan serta produk olahan Serai Wangi juga laris,” kata Zulkifli, Senin (12/6/2023).
Menurutnya, keikutsertaan Kota Solok dalam pameran Penas Tani Nelayan akan semakin membuka potensi pemasaran dari komoditas pertanian dan perikanan. Walaupun berstatus kota, tapi potensi pertanian Kota Solok tidak kalah dengan daerah lain.
“Jika dimaksimalkan, sektor pertanian Kota Solok bisa menjadi motor penggerak dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Apalagi, produk pertanian Kota Solok punya beragam keunggulan yang tak dimiliki daerah lainnya,” bebernya.
Khusus Beras Solok, sejak tahun 2018 lalu sudah mengantongi sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Kementerian Hukum dan HAM. Dengan sertifikat itu, Beras dengan varietas Anak Daro dan Cisokan bisa terjual dengan harga lebih tinggi sehingga lebih menguntungkan petani.
“Begitu juga dengan produk Kopi Payo. Kopi yang dikembangkan di daerah Payo, Kota Solok itu juga memiliki keunggulan dengan budidaya secara organik. Hal itu membuat karakteristik dan citarasa Kopi Payo cukup berbeda dari kopi lainnya,” tutup Zulkifli.
Sementara itu, Ketua Kontingen KTNA Kota Solok Joni Hernedi mengatakan bahwa harga beras dipatok Rp 18 ribu per kilogram dikarenakan sudah mendapatkan Indikasi Geografis, sehingga harganya tidak diatur oleh Kementerian Perdagangan.
“Sedangkan beras paling tinggi Rp 13.500 rupiah per kilogram, sedangkan beras kita merupakan beras khusus sehingga harganya tidak terbatas,” kata Joni Hernedi.
Sedangkan untuk Kopi Payo jenis arabika dengan berat 250 gram dijual Rp 50 ribu. Selanjutnya untuk kunyit dijual Rp 30 ribu per kilogramnya.
“Khusus petani kunyit juga menjual daunnya, bisanya dipanen pada umur 6 bulan sampai 12 bulan. Sebanyak 12 hektar kunyit bisa menghasilkan 100 kilogram daun kunyit setiap minggunya,” pungkasnya.