Sekdakab Medison Tekankan Pentingnya Sinergi dan Kolaborasi Saat Bencana

  • Whatsapp
banner 468x60

PIKIRANSUMBAR.COM–Sekretaris Daerah kabupaten Solok Medison, meminta kepada BPBD Kabupaten Solok untuk terus meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah mitigasi bencana.

Dia menyatakan bahwa pemahaman yang baik mengenai tindakan preventif dan responsif terhadap bencana sangat penting dalam mengurangi risiko dan dampak yang ditimbulkan. Dengan semakin kompleksnya tantangan bencana alam yang dihadapi, BPBD Kabupaten Solok agar memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada masyarakat.

Bacaan Lainnya
banner 300250

“Terutama tentang cara-cara menghadapi situasi darurat akibat bencana,” kata Medison membuka secara resmi sekaligus sebagai pemateri dalam acara Sosialisasi Mitigasi Bencana dan Pengukuhan Gerakan Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana) di aula perpustakaan daerah Koto Baru, Kamis (13/06/2024).

Melalui berbagai program sosialisasi yang kreatif dan edukatif, diharapkan masyarakat menjadi lebih siap dan tanggap dalam menghadapi situasi darurat yang mungkin terjadi. Ia juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam upaya mitigasi bencana.

Dengan pengetahuan yang memadai, masyarakat dapat turut berperan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana di lingkungan sekitarnya. “Kita semua berada dalam satu garis, bersama-sama kita bisa meminimalisir risiko dan dampak bencana yang terjadi,” ujar Medison.

Di tengah kondisi cuaca yang semakin tidak menentu dan ancaman bencana yang terus meningkat, langkah-langkah proaktif seperti sosialisasi mitigasi bencana menjadi kunci utama dalam membangun ketahanan bencana masyarakat.

BPBD Kabupaten Solok harus berkomitmen untuk terus berupaya memberikan edukasi yang berkualitas dan mudah dipahami agar masyarakat dapat lebih siap menghadapi bencana yang datang.

Untuk diketahui, Kabupaten Solok merupakan Kabupaten pertama di Sumatera Barat yang mendeklarasikan kecamatan tangguh bencana ini. Adapun peserta sosialisasi ini adalah Camat se-Kabupaten Solok dan pejabat serta anggota TRC BPBD Kabupaten Solok.

Hadir sebagai narasumber dari BPBD Provinsi Sumatera Barat Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Fajar Sukma S.Pd dengan materi Manajemen Tanggap Darurat. Selain itu juga ada penyampaian materi Manajemen Resiko Bencana oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Solok Drs.Irwan Effendi.

Melalui kegiatan ini, Medison berharap dapat meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam. Karena berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Solok masih banyak masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana. Mereka harus mendapatkan pemahaman dan sosialisasi dari bahaya bencana.

“Dengan upaya yang demikian, saya percaya kita mampu menguatkan kebersamaan kita dalam menghadapi risiko bencana di Kabupaten Solok. Dibalik semua itu, tentu saya ingin menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam memahami risiko bencana dan langkah-langkah yang dapat mereka ambil untuk melindungi diri dan keluarga mereka,” paparnya.

Salah satu langkah nyatanya yaitu dengan mengubah perilaku dan budaya dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tangguh.

“Untuk itu, mari jadikan kegiatan ini sebagai momentum memantapkan langkah dan komitmen bersama dalam menciptakan masyarakat kabupaten Solok termasuk para kelompok rentan yang tangguh dan mandiri dalam penanggulangan bencana demi menciptakan masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan bagi generasi mendatang,” pungkas Medison.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Fajar Sukma menyebutkan, sosialisasi ini akan menjadi penguat sekaligus memberikan satu kontribusi pemikiran positif bagi peningkatan kesadaran, kewaspadaan dan kesiapan menghadapi bencana.

Dalam hal ini upaya pengurangan risiko bencana erat kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan sosial dan ekonomi salah satunya adalah upaya pengurangan risiko terhadap bencana untuk pembangunan berkelanjutan di kemudian hari.

“Bila kita menilik terjadinya sebuah bencana tentu dampak yang diberikan pun dapat lebih luas dan lebih besar. Seperti kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, korban jiwa manusia, bahkan berdampak kepada psikologis,” imbuhnya.

Sehingga, ia mengungkapkan dalam upaya penanggulangan bencana yang baik dan benar dibutuhkan langkah strategis guna menghadapi dampak dari bencana alam. Baik itu pra bencana atau mitigasi bencana, maupun pasca bencana.

“Oleh karena itu disini sangat diperlukan adanya kolaborasi dari pemerintah dan masyarakat untuk menghadapi bencana,” ungkapnya.

Lebih lanjut Ia menyampaikan bahwa perlu disadari bersama dalam upaya pengurangan risiko bencana, ada kelompok rentan yang perlu mendapat perhatian khusus yaitu penyandang disabilitas, perempuan, anak anak dan lansia. Di mana penyandang disabilitas sering kali luput dari perhatian saat upaya pengurangan risiko bencana.

Padahal pelibatan kelompok rentan dalam perencanaan penanggulangan bencana menjadi penting karena mereka lebih mengetahui kebutuhan mereka sendiri. Seperti halnya penyandang disabilitas, meskipun merupakan kelompok rentan, berhak dan layak menjadi garda terdepan dalam upaya pengurangan risiko bencana melalui pendekatan yang inklusif dan komprehensif untuk mengurangi kerentanan bencana.

“Disinilah pentingnya kolaborasi lintas sektor dan kerja sama antar instansi sekaligus sinergitas antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi bencana. Tidak ada satu pihak pun yang mampu mengatasi bencana dengan sendirinya. Kita perlu bersatu, bekerja sama, dan saling mendukung dalam upaya pencegahan, penanganan, dan pemulihan pasca bencana,” urainya.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *