OPINI, PIKIRANSUMBAR–Beberapa hari belakangan nagari kita, nagari Koto Baru digemparkan dengan kasus yang menimpa salah satu warga nagari Kotobaru, yaitu dugaan terjadinya kekerasan seksual terhadap salah satu warga nagari Kotobaru. Pelakunya diduga adalah ketua DPRD Kabupaten Solok Dodi Hendra, yang saat ini perkaranya sedang bergulir di ranah hukum.
Sejenak, mari kita kembali ke tahun 2019 silam, rasanya masih melekat kuat di dalam ingatan kami warga nagari Kotobaru. Dimana pada tahun tersebut sama seperti tahun ini, tahun tersebut adalah tahun politik. Nyaris semua calon legislatif berlomba lomba untuk merebut hati rakyat supaya bisa dipilih menjadi anggota legislatif.
Koto baru dengan jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Solok praktis menjadi lahan rebutan para calon legislatif, pun demikian dengan Dodi Hendra yang menjadi salah satunya.
Dia datang dengan segala janji janji manis dan umbuak-umbai untuk mencari suara ke Kotobaru. SALAH SATU program andalannya adalah JANJI BEDAH RUMAH, dan diangkat menjadi THL bagi pemuda.
Umpan pun dimakan. Berbondong-bondonglah warga nagari Kotobaru waktu itu menyerahkan KK(kartu keluarga), dengan harapan akan dapat bedah rumah waktu itu.
Bukan tidak ada yang mengingatkan kala itu, namun yang namanya terkena buaian janji manis, nasehat sekeras apapun pasti tak di dengar. Banyak juga para masyarakat yang mengingatkan, supaya jangan terlalu percaya dengan janji manis, karena janji tersebut sangat tidak masuk akal.
Waktu terus berjalan, pemilu usai, Dodi Hendra pun terpilih menjadi anggota legislatif dengan suara yang banyak juga di dapatkan di Kotobaru. Hari berganti hari,hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Hilal janji bedah rumah pun tak kunjung nampak, sumpah serapah, cacian pun datang dari masyarakat nan sudah termakan janji. Tapi apa hendak dikata, nan janji tetap sama.
Tahun 2024, alek lima tahunan demokrasi itupun kembali datang. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Tak ada nan berubah. Jualan para calon pun hampir sama, caranya pun hampir sama.
Dodi Hendra kembali datang ke Kotobaru. Seakan lupa akan kejadian 2019 silam. Masih banyak warga nagari Kotobaru yang termakan janji janji manis politisi ini, bahkan ada nan berani bersumpah atas nama Allah, akan memilih dan memenangkan Dodi Hendra. Mereka mungkin tidak paham bahwa sumpah palsu itu sangat dilaknat oleh Allah.
Tapi sudah lah, itu hak mereka masing masing. Sepertinya, diingatkan berulang-ulang sekalipun juga takkan mempan. Dan saat itu, saya memilih tak ingin ikut terseret ke dalam permainan politik murahan yang ditawarkan tersebut.
Namun, bak petir di siang bolong, tepat pada 6 Januari 2024 terdengar kabar, diduga Dodi Hendra melakukan kekerasan seksual terhadap anak yang berkerja dirumah nya, yang notabene adalah warga Kotobaru.
Untuk saat ini, janji-janji politik mungkin masih bisa diabaikan, tapi perbuatan tercela yang dilakukan oleh Dodi Hendra sudah betul-betul membuat telinga kami merah dan terbakar … Lalu, masih bisakah kami orang koto baru sabar dengan apa yang sudah dilakukan oleh Dodi Hendra??
Jawabannya; tentu saja tidak!
Amarah kami Berkobar!
amarah untuk menegakkan kebenaran!
Kami orang Kotobaru masih ada!
Ingek tuan..!!
Kami indak lurah ndak babatu..!!
Kami indak ijuak ndak basaga…!!